Icon EQUIP

Novita
Balasan dalam 1 menit

Novita
Ingin Demo Gratis?

Hubungi kami via WhatsApp, dan sampaikan kebutuhan perusahaan Anda dengan tim ahli kami.
6281222849188
×

Novita

Active Now

Novita

Active Now

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit ut aliquam, purus sit

Apa Itu Stock Keeping Unit (SKU) dan Bagaimana Fungsinya?

Picture of adrian tsabit
apa-itu-stock-keeping-unit-SKU-dan-bagaimana-fungsinya.

Apakah Anda tahu bahwa SKU atau Stock Keeping Unit biasanya terdiri dari kombinasi 8 atau lebih karakter alfanumerik untuk melacak harga, detail produk, dan manufaktur? SKU merupakan sistem kode unik yang diberikan pada setiap produk atau barang dalam bisnis. Dengan kode unik ini, bisnis dapat meningkatkan efisiensi inventaris dan memudahkan manajemen produk di gudang.

Penggunaan SKU tidak hanya terbatas pada bisnis besar saja, pengusaha kecil juga sangat terbantu oleh sistem ini terutama dalam kegiatan membedakan produk, mencatat stok, dan mengefisienkan penjualan. Contoh stock keeping unit yang sering digunakan adalah kode batang atau barcode, seperti kode produk BRW-LAR-B678-HNM untuk barang yang memiliki keterangan warna, ukuran, nomor manufaktur, dan merek, atau OPT-KCMT-ANK-HTM-0080 yang menunjukkan brand, jenis produk, dan kode produksi.

Manfaat dari memahami SKU stock keeping unit begitu luas. Mulai dari mempercepat proses transaksi bisnis, distribusi barang dari gudang kepada konsumen, hingga mempermudah analisis pasar. Bisnis dari berbagai industri seperti pakaian, elektronik, hingga restoran menggunakan SKU untuk mengelola stok mereka. Misalnya, di toko pakaian, setiap item bisa memiliki SKU yang menyertakan informasi ukuran, warna, dan gaya, seperti SKU1234-BLUE-M untuk kemeja biru berukuran medium.

Jadi, bagi Anda yang ingin mengoptimalkan manajemen inventaris, pemahaman tentang apa itu SKU penjualan merupakan langkah kunci untuk meningkatkan efisiensi bisnis Anda secara keseluruhan.

Daftar Isi

    DemoGratis

    Apa itu Stock Keeping Unit (SKU)?

    Stock Keeping Unit atau yang lebih dikenal dengan singkatan SKU adalah sebuah kode unik yang digunakan oleh perusahaan untuk mengidentifikasi, memeriksa, dan mengelola produk dalam gudang. Sebagai contoh, untuk sebuah kemeja merah merek RS ukuran medium, SKU-nya bisa berupa RS112132.

    Fungsi SKU sangat penting dalam sistem manajemen inventaris. Dengan menggunakan SKU, perusahaan dapat mengurangi penyusutan barang dengan melakukan pemantauan yang lebih akurat terhadap produk yang masuk. Selain itu, SKU juga membantu dalam menganalisis perilaku pembelian pelanggan, memberikan wawasan yang sangat berguna untuk perencanaan produk. Keuntungan lainnya adalah peningkatan efisiensi dalam pemenuhan pesanan, yang tentunya membawa dampak positif bagi bisnis Anda.

    Implementasi SKU dalam bisnis mempermudah identifikasi produk yang bergerak cepat maupun lambat, membantu evaluasi restocking, dan strategi pemasaran produk yang lebih tepat target. Sebagai catatan, sekitar 26% bisnis dalam sektor ritel, termasuk Usaha Kecil Menengah (UKM), telah menerapkan SKU untuk manajemen gudang atau stok mereka.

    Sejarah dan Asal Usul SKU

    Konsep sejarah SKU muncul sebagai respons atas kebutuhan akan efisiensi dalam penanganan inventori. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, industri ritel di Amerika Serikat mulai menggunakan sistem kode sederhana untuk mengidentifikasi produk mereka. Ini memungkinkan mereka untuk lebih mudah melacak stok barang dan mengelola inventori dengan lebih efektif.

    Pengertian stock keeping unit adalah kode unik yang digunakan untuk mengidentifikasi masing-masing item produk dalam inventari bisnis. Pemanfaatan SKU menjadi semakin vital seiring perkembangan teknologi kassir. Mesin kasir pertama kali ditemukan oleh James Ritty pada tahun 1879 di Dayton, Ohio, dan kemudian terus berkembang menjadi mesin kasir elektronik yang diperkenalkan oleh NCR pada tahun 1955.

    Integrasi mesin kasir dengan sistem komputer pada tahun 1970-an dan 1980-an semakin memperkuat kebutuhan akan SKU untuk mempermudah proses penjualan dan manajemen stok. Pengenalan teknologi mobile POS pada awal abad ke-21 dan penggunaan cloud-based POS untuk akses data penjualan dari mana saja juga memiliki peran signifikan dalam evolusi sejarah SKU.

    Kecerdasan Buatan (AI) dan pembelajaran mesin mulai digunakan dalam sistem POS modern untuk melakukan analisis data lebih mendalam, sementara IoT (Internet of Things) diadopsi untuk mengoptimalkan manajemen inventaris dengan melacak stok barang secara real-time. Bahkan teknologi blockchain sekarang digunakan untuk meningkatkan keamanan dan transparansi dalam transaksi penjualan, menjadikan pengertian stock keeping unit adalah sesuatu yang krusial dalam dunia bisnis saat ini.

    Baca juga: Economic Order Quantity (EOQ): Definisi, Rumus, dan Manfaatnya

    Fungsi Utama Stock Keeping Unit dalam Bisnis

    Stock Keeping Unit (SKU) memainkan peranan strategis dalam operasional sebuah bisnis. Fungsi utamanya meliputi identifikasi produk, manajemen stok, pemantauan penjualan, dan pengelolaan pesanan. Dengan adanya SKU, setiap item atau produk yang dijual oleh perusahaan diberikan kode unik yang kombinasi angka dan huruf, memberikan informasi penting seperti jenis produk, merek, warna, ukuran, dan karakteristik lainnya.

    Penggunaan fungsi SKU memudahkan pengelolaan persediaan stok unit dengan lebih efektif, memungkinkan perusahaan untuk melacak persediaan dengan mudah, memastikan ketersediaan produk saat dibutuhkan, dan mencegah kesalahan dalam pengiriman. Aplikasi stock opname juga memfasilitasi proses ini dengan memberikan metode yang lebih terstruktur dan akurat dalam memonitor jumlah stok barang yang tersedia.

    Selain itu, SKU memberikan informasi berharga untuk membuat keputusan bisnis yang lebih baik. Data yang diperoleh dari fungsi SKU dapat digunakan untuk menganalisis informasi penjualan, permintaan, dan profitabilitas produk. Dengan ini, perusahaan dapat memantau kinerja produk dan membandingkan setiap jenisnya, memberikan insight mengenai produk yang sukses dan yang perlu ditingkatkan.

    Selanjutnya, SKU sangat berguna dalam penghitungan harga produk dengan tepat. Informasi seperti merek, warna, ukuran, dan jenis produk bisa digunakan untuk menentukan harga yang sesuai, semakin mengoptimalkan penjualan dan keakuratan harga. Selain itu, pembuatan aturan dan panduan yang jelas dalam pembuatan SKU dapat memastikan konsistensi penggunaan SKU di seluruh bisnis.

    Pemantauan ketersediaan stok secara real-time memungkinkan perusahaan untuk menetapkan estimasi jumlah yang perlu diorder kembali dengan lebih akurat, mencegah overstock atau stockout. Dengan menggunakan aplikasi stock opname, perusahaan dapat menyederhanakan proses restok barang serta memastikan semua tahapan mulai dari pemesanan hingga pengiriman barang berjalan dengan lancar.

    Oleh karena itu, memahami dan mengimplementasikan fungsi SKU dan aplikasi stock opname secara efektif dapat membawa dampak positif yang signifikan terhadap keseluruhan manajemen inventaris dan operasional bisnis Anda.

    Manfaat SKU dalam Pengelolaan Stok

    Sistem Stock Keeping Unit (SKU) memberikan berbagai keuntungan signifikan dalam pengelolaan inventaris yang lebih efisien dan terstruktur. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari penggunaan SKU dalam bisnis:

    1. Memudahkan Identifikasi Produk

    SKU memungkinkan setiap produk memiliki kode unik yang memudahkan identifikasi di gudang atau toko. Dengan penerapan aplikasi inventory management yang baik, proses pencarian dan pemindaian produk menjadi lebih cepat dan efisien, mengurangi kesalahan dalam pengelolaan stok.

    2. Meningkatkan Efisiensi Pelayanan Pelanggan

    Dengan sistem SKU yang terintegrasi, waktu yang dibutuhkan untuk melayani pelanggan berkurang secara signifikan. Produk dapat ditemukan dengan cepat, mempercepat proses transaksi dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

    3. Memungkinkan Pelacakan dan Pengelolaan Stok yang Lebih Baik

    SKU membantu bisnis untuk memonitor stok inventaris secara lebih mendalam dan efektif. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk menganalisis tren penjualan, mengidentifikasi produk yang diminati, serta merencanakan strategi promosi atau diskon yang lebih tepat.

    4. Menyederhanakan Pengelolaan Pesanan dan Pengiriman

    Dengan adanya SKU, proses pengidentifikasian produk dalam pesanan menjadi lebih mudah. Hal ini mengurangi risiko kesalahan pengiriman dan memastikan produk yang tepat sampai ke pelanggan dengan waktu yang lebih efisien.

    5. Optimasi Pengadaan dan Pembelian Stok

    SKU berfungsi dalam mengelola pengadaan stok secara lebih terstruktur. Bisnis dapat merencanakan pembelian dengan lebih akurat, menghindari overstock atau stockout, dan memastikan ketersediaan produk yang optimal.

    6. Mempermudah Penyusunan Laporan Inventaris

    Dengan menggunakan sistem SKU, pembuatan laporan inventaris menjadi lebih mudah dan akurat. Data yang diperoleh dari SKU mempermudah proses pelaporan, yang penting untuk pengambilan keputusan manajerial dan analisis performa produk.

    7. Meningkatkan Konsistensi dan Akurasi Data

    Integrasi sistem pencatatan SKU yang efisien sangat penting untuk menjaga konsistensi dan akurasi data inventaris. Penggunaan SKU yang terstandarisasi memastikan bahwa seluruh tim dapat bekerja dengan data yang sama, meminimalkan kesalahan.

    8. Mendukung Keputusan Bisnis Berdasarkan Data

    Manfaat SKU yang luas memungkinkan bisnis untuk mengambil keputusan berbasis data yang lebih baik. Dengan analisis data yang terperinci, perusahaan dapat merumuskan strategi pertumbuhan yang lebih terarah dan efisien.

    Perbedaan SKU dengan Sistem Kode Lainnya

    Dalam dunia bisnis saat ini, terutama dalam sektor retail seperti bisnis sepatu olahraga, pengelolaan inventaris yang efisien menjadi sangat penting. Salah satu cara untuk mencapai efisiensi tersebut adalah dengan menggunakan kode unik yang dikenal sebagai Stock Keeping Unit (SKU). Namun, SKU bukan satu-satunya sistem kode yang digunakan untuk identifikasi produk. Selain SKU, ada pula UPC (Universal Product Code) yang sering digunakan.

    SKU vs UPC (Universal Product Code)

    Perbedaan SKU dan UPC utamanya terletak pada ruang lingkup dan tujuan penggunaannya. SKU merupakan kode alfanumerik yang diberikan oleh perusahaan untuk tujuan internal pengelolaan inventaris. Contoh SKU produk dapat mencakup informasi seperti kategori, subkategori, ukuran barang, dan warna, yang mempermudah identifikasi spesifik produk di gudang atau toko.

    Sebaliknya, UPC adalah kode produk standar yang digunakan secara global dan biasanya dihasilkan oleh produsen. UPC terdiri dari 12 digit angka unik yang memungkinkan produk untuk dikenali dan diproses oleh semua pengecer. Misalnya, sepatu yang diproduksi oleh Nike akan memiliki UPC yang sama di seluruh dunia, tidak peduli di mana mereka dijual.

    Salah satu contoh SKU produk bisa terlihat di marketplace seperti ZALORA, di mana mereka menggunakan SKU untuk mengidentifikasi produk, melacak keberadaan inventaris, dan memastikan semua pesanan dipenuhi dengan benar. Dengan kata lain, perbedaan SKU dan UPC sangat mempengaruhi bagaimana kedua kode tersebut digunakan dalam operasional sehari-hari suatu bisnis.

    Mengingat pentingnya pengelolaan inventaris yang tepat khususnya dalam bisnis sepatu olahraga yang memiliki banyak varian produk, penggunaan SKU tidak hanya membantu dalam memonitor stok tetapi juga membantu mencegah kekurangan atau kelebihan barang. Jadi, memahami contoh SKU produk dan perbedaan SKU dan UPC dapat memberikan bisnis Anda keunggulan kompetitif dalam pengelolaan inventaris yang efektif.

    Masalah Umum dalam SKU

    Meskipun penggunaan Stock Keeping Unit (SKU) sangat bermanfaat dalam manajemen inventaris, ada beberapa masalah umum yang sering dihadapi oleh banyak perusahaan dalam mengelola SKU dengan efektif. Memahami tantangan ini dapat membantu bisnis menghindari kesalahan yang dapat mengganggu efisiensi operasional. Berikut adalah beberapa masalah umum yang terkait dengan SKU:

    1. Kode SKU yang Tidak Konsisten

    Salah satu masalah terbesar adalah ketidakkonsistenan dalam penentuan format kode SKU. Jika format tidak jelas atau tidak standar, staf dapat kesulitan dalam mengidentifikasi produk secara cepat dan akurat. Hal ini dapat menyebabkan kebingunguan, keterlambatan dalam pengelolaan inventaris, dan kesalahan dalam pengiriman barang.

    2. Kesalahan Penginputan Data

    Penginputan data SKU yang tidak akurat atau terlambat dapat mengganggu keseluruhan sistem manajemen inventaris. Kesalahan ini sering terjadi ketika informasi produk tidak tercatat dengan benar, seperti ukuran atau warna yang tidak sesuai, yang pada akhirnya berisiko menyebabkan kekeliruan dalam stok dan pengiriman barang.

    3. Overstock atau Stockout

    Salah satu tujuan utama dari penggunaan SKU adalah untuk menjaga keseimbangan stok. Namun, tanpa pengelolaan yang cermat, perusahaan bisa menghadapi masalah overstock (kelebihan stok) atau stockout (kekurangan stok). Kedua masalah ini dapat merugikan bisnis: overstock mengakibatkan pemborosan biaya penyimpanan, sementara stockout bisa menghambat penjualan dan merusak reputasi pelanggan.

    4.  Tidak Tersedianya Sistem Integrasi yang Tepat

    Tanpa sistem manajemen inventaris yang terintegrasi dengan baik, pelacakan SKU menjadi lebih sulit. Bisnis yang mengelola stok secara manual atau menggunakan beberapa sistem yang tidak terhubung dapat menghadapi kesulitan dalam memastikan akurasi data stok. Hal ini bisa menghambat visibilitas stok secara real-time dan menyulitkan pengambilan keputusan yang cepat.

    5. Kurangnya Pemeliharaan dan Pembaruan SKU

    SKU perlu diperbarui secara rutin agar tetap relevan dengan perubahan produk atau kondisi pasar. Tanpa pemeliharaan yang baik, data SKU bisa menjadi usang, mengakibatkan kebingunguan dalam identifikasi produk dan kesalahan dalam pemesanan atau pengiriman.

    6. Kurangnya Pelatihan Staf

    Tanpa pelatihan yang memadai untuk staf yang mengelola SKU, kemungkinan terjadi kesalahan dalam penggunaan dan pemahaman SKU sangat tinggi. Hal ini bisa mempengaruhi kualitas manajemen inventaris dan meningkatkan risiko kesalahan operasional.

    Cara Membuat dan Mengelola Kode SKU yang Efektif

    Membuat dan mengelola kode Stock Keeping Unit (SKU) yang efektif merupakan langkah penting dalam meningkatkan efisiensi manajemen inventaris. Berikut adalah langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam pembuatan dan pengelolaan SKU yang baik:

    1. Pilih Format yang Konsisten dan Mudah Dipahami

    Mulailah dengan menentukan format kode SKU yang jelas dan konsisten. Anda bisa menggabungkan huruf untuk mewakili kategori produk dan angka untuk memberikan informasi lebih lanjut tentang produk tersebut. Format yang konsisten akan mempermudah staf dalam mengidentifikasi produk dengan cepat.

    2. Gunakan Software Manajemen Inventaris

    Pengelolaan SKU yang baik sangat bergantung pada perangkat lunak manajemen inventaris yang tepat. Aplikasi seperti Total-ERP dapat membantu Anda mengorganisasi dan mencatat stok barang secara akurat, mengurangi risiko kekurangan atau kelebihan stok.

    3. Sesuaikan Format SKU Berdasarkan Jenis Produk

    Setiap industri atau jenis produk mungkin memerlukan format SKU yang berbeda. Misalnya, untuk toko sepatu, Anda bisa menggunakan format seperti SPT-NK-38-BLK-003, sementara untuk elektronik, formatnya bisa berupa 0452-SMRT-SHP-HD45. Menyesuaikan format SKU dengan jenis produk membantu dalam optimalisasi inventaris dan mempermudah proses identifikasi barang.

    4. Manfaatkan aplikasi untuk Efektivitas Manajemen Inventaris

    software stok barang Total ERP

    Banyak perusahaan yang melaporkan peningkatan efisiensi setelah mengimplementasikan sistem SKU. Dengan penggunaan sistem aplikasi stok barang  yang tepat, bisnis dapat mengurangi risiko kehilangan stok, menghindari overstock, dan mencapai tingkat persediaan optimal yang lebih sesuai dengan permintaan pelanggan.

    5. Lakukan Pemeliharaan dan Pembaruan Data SKU

    Pemeliharaan data SKU yang akurat dan terkini sangat penting. Secara rutin, pastikan informasi SKU diperbarui dan mudah diakses oleh seluruh tim. Ini membantu menjaga konsistensi dan akurasi dalam pengelolaan inventaris.

    6. Tingkatkan Penghematan Biaya dan Produktivitas

    Implementasi sistem SKU yang efektif memiliki ROI yang tinggi. Dengan mengoptimalkan pengelolaan stok, perusahaan dapat menghemat biaya operasional dan meningkatkan produktivitas. Hal ini tercapai melalui pengelolaan stok yang lebih efisien dan pengurangan risiko kesalahan.

    Kesimpulan

    Pengelolaan inventaris yang efektif sangat bergantung pada penggunaan sistem Stock Keeping Unit (SKU), yang memberikan kode unik untuk setiap produk. Dengan memahami dan mengimplementasikan SKU dengan benar, bisnis dapat mengidentifikasi, melacak, dan mengelola produk dengan lebih efisien, mencegah kesalahan pengiriman, dan memastikan ketersediaan stok yang tepat. Selain itu, SKU juga membantu dalam pengambilan keputusan berbasis data yang lebih baik dan meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan.

    Namun, pengelolaan SKU bukan tanpa tantangan. Masalah seperti ketidakkonsistenan kode, kesalahan penginputan data, dan kurangnya pelatihan staf bisa menghambat efektivitas sistem ini. Untuk mengatasi hal tersebut, menggunakan perangkat lunak manajemen inventaris yang tepat sangat penting. Software stok barang Total ERP dapat membantu Anda mengelola SKU dengan lebih efisien dan akurat, sekaligus memberikan visibilitas stok secara real-time, sehingga Anda dapat menghindari masalah overstock atau stockout. Anda juga dapat mencoba demo gratis untuk melihat bagaimana aplikasi ini dapat meningkatkan efisiensi manajemen inventaris bisnis Anda.

    Picture of adrian tsabit
    adrian tsabit

    Artikel Terkait

    Cari Software ERP Ideal untuk Bisnis Anda? Temukan di Sini

    Cari Software ERP Ideal untuk Bisnis Anda? Temukan di Sini Lihat Skema Harga

    Artikel Terkait

    Akselerasi Bisnis Anda Ke Level Berikutnya!

    Telah Dipercaya Oleh

    Sebentar! Apakah Anda Mau Coba Demo Gratisnya? Cukup isi Form Dibawah ini