Icon EQUIP

Novita
Balasan dalam 1 menit

Novita
Ingin Demo Gratis?

Hubungi kami via WhatsApp, dan sampaikan kebutuhan perusahaan Anda dengan tim ahli kami.
6281222849188
×

Novita

Active Now

Novita

Active Now

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit ut aliquam, purus sit

Akuntansi Konvensional: Pengertian, Prinsip, hingga Contohnya

Picture of Marshana Vanina
akuntansi konvensional

Dalam dunia bisnis yang kompleks, tidak ada yang dapat mengabaikan peran penting akuntansi konvensional. Akuntansi menjadi tulang punggung setiap organisasi dengan menyediakan kerangka kerja yang  untuk mengelola keuangan dengan cermat dan melacak kinerja bisnis secara efektif. Hal ini penting agar proses pencatatan keuangan bisnis dapat berjalan dengan baik.

Maka dari itu, sebagai sebuah metode pencatatan, akuntansi konvensional ini cenderung lebih sederhana dan mudah. Meskipun sederhana, metode ini perlu pengetahuan dasar mengenai prinsip dan contohnya. Oleh karena itu, simak artikel mengenai penjelasan lengkap akuntansi konvensional berikut ini!

Apa itu Akuntansi Konvensional?

Akuntansi konvensional adalah metode akuntansi yang mengikuti prinsip dan standar umum dalam praktik akuntansi. Metode ini melibatkan pencatatan, pengukuran, dan pelaporan transaksi keuangan suatu entitas dengan menggunakan prinsip-prinsip yang telah ada selama bertahun-tahun. Dalam akuntansi konvensional, informasi keuangan terorganisir secara sistematis untuk mencerminkan kondisi keuangan dan hasil operasional suatu perusahaan. 

Tujuan dari penerapan ini adalah memberikan gambaran yang akurat dan transparan tentang kinerja finansial perusahaan. Akuntansi konvensional juga melibatkan penggunaan berbagai dokumen dan laporan keuangan, termasuk laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Dengan demikian, dokumen-dokumen ini membantu dalam analisis keuangan serta memungkinkan pengambilan keputusan untuk kedepannya. 

Prinsip Akuntansi Konvensional

akuntansi konvensional

Laporan keuangan menjadi panduan yang tak ternilai harganya untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dan mengambil langkah-langkah strategis. Di balik penyusunan laporan keuangan yang komprehensif, terdapat prinsip akuntansi  yang bertindak sebagai dasar dalam memperlihatkan kondisi finansial suatu bisnis. Berikut ini adalah prinsip dari akuntansi konvensional yang perlu Anda simak!

1. Cenderung mengandalkan logika

Prinsip akuntansi konvensional cenderung mengandalkan logika dalam pendekatannya. Hal ini dapat dilihat dari penerapan prinsip-prinsip yang berdasar pada pertimbangan logis dan pemahaman umum tentang bagaimana transaksi bisnis biasanya berjalan. Oleh karena itu, prinsip ini menjadi salah satu prinsip dasar yang sering terjadi. 

Salah satu contoh prinsip yang mencerminkan penggunaan logika adalah prinsip konservatisme (conservatism). Prinsip ini mengharuskan akuntan untuk bersikap hati-hati dan mengantisipasi kemungkinan terjadinya kerugian atau penurunan nilai aset. Dengan begitu, prinsip konservatisme berdasar pada pemahaman untuk memperhitungkan risiko dan kerugian yang mungkin terjadi.

2. Memiliki prinsip yang bergantung pada nilai tertentu

Prinsip akuntansi konvensional bergantung pada nilai tertentu yang berguna sebagai dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan. Nilai-nilai ini dapat mencerminkan berbagai aspek, seperti nilai historis, nilai pasar, atau nilai  berdasarkan kebijakan perusahaan. Salah satu nilai  yang paling sering  adalah mempertimbangkan nilai historis keuangan. 

Selain itu, ada juga penggunaan nilai pasar dalam prinsip akuntansi. Dalam kasus aset keuangan yang diperdagangkan di pasar, seperti saham atau obligasi, nilai pasar saat ini sering berguna untuk mengukur nilai aset dalam laporan keuangan. Prinsip ini mencerminkan pandangan bahwa nilai pasar memberikan informasi yang lebih relevan dan dapat menggambarkan nilai sebenarnya aset tersebut di pasar.

3. Prinsip entitas ekonomi

Prinsip entitas ekonomi adalah salah satu prinsip fundamental dalam akuntansi konvensional. Hal ini menyatakan bahwa perusahaan atau entitas bisnis harus sebagai entitas ekonomi yang terpisah dan mandiri dari pemiliknya, pemegang saham, dan entitas lainnya. Dalam praktiknya, prinsip ini berarti bahwa aktivitas bisnis dan transaksi perusahaan harus terpisah secara jelas dari aktivitas dan transaksi pribadi pemilik.

Prinsip entitas ekonomi penting karena memberikan pemahaman yang jelas tentang kinerja keuangan perusahaan sebagai entitas bisnis yang terpisah. Dengan memisahkan transaksi perusahaan, laporan keuangan dapat memberikan informasi yang lebih akurat dan objektif tentang keuangan perusahaan. Hal ini akan berguna kepada pihak yang terlibat dalam keuangan seperti investor, kreditor, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.

Keunggulan dan Kelemahan Akuntansi Konvensional

akuntansi konvensional

Dalam penggunaannya, akuntansi  ini memiliki keunggulan dan kelemahan yang dapat Anda pertimbangkan. Hal ini mengingat kebutuhan perusahaan Anda dapat berbeda-beda tergantung kondisi finansial bisnis. Berikut ini adalah beberapa keunggulan dan kelemahan dari akuntansi konvensional yang perlu Anda simak!

Keunggulan akuntansi konvensional

  1. Stabilitas dan keseragaman: Pendekatan akuntansi konvensional telah ada dan digunakan secara luas selama bertahun-tahun. Hal ini berarti bahwa ada stabilitas dan konsistensi dalam penerapan prinsip-prinsip akuntansi. Pendekatan ini membantu dalam membandingkan kinerja perusahaan dari waktu ke waktu dengan perusahaan yang berbeda.
  2. Kesederhanaan dan kepastian: Akuntansi konvensional seringkali didasarkan pada aturan dan prinsip yang jelas. Hal ini membuatnya lebih mudah dipahami dan diterapkan oleh akuntan dan pengguna informasi keuangan. Dengan demikian, pendekatan yang konsisten juga memberikan kepastian dalam pelaporan keuangan.
  3. Diterima secara luas: Akuntansi konvensional telah ada secara luas oleh komunitas akuntansi. Prinsip-prinsipnya telah menjadi standar dan panduan umum dalam penyusunan laporan keuangan. Hal ini yang membuat laporan keuangan perusahaan lebih dapat berguna  oleh berbagai pemangku kepentingan.

Kelemahan akuntansi konvensional:

  1. Fokus pada informasi keuangan: Akuntansi konvensional cenderung lebih fokus pada informasi keuangan secara monetaris. Pendekatan ini mungkin tidak mampu secara komprehensif mencerminkan aspek-aspek non-keuangan seperti dampak lingkungan, sosial, hingga kinerja jangka panjang.
  2. Keterbatasan dalam mengantisipasi perubahan: Prinsip-prinsip akuntansi konvensional sering kali sulit untuk mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis yang cepat. Dalam situasi perubahan signifikan dalam nilai aset, kewajiban, hingga model bisnis, akuntansi jenis ini mungkin tidak mampu secara tepat menggambarkannya dalam laporan keuangan.
  3. Kurangnya kesesuaian dengan sifat industri dan bisnis tertentu: Setiap industri atau bisnis mungkin memiliki karakteristik unik yang tidak selalu sesuai dengan pendekatan akuntansi konvensional. Pendekatan yang bersifat umum ini mungkin tidak mampu secara optimal mencerminkan kinerja dan keuangan perusahaan dalam konteks industri atau bisnis tertentu.

Contoh Pencatatan Akuntansi Konvensional

akuntansi konvensional

Pencatatan akuntansi konvensional mengacu pada metode tradisional untuk mencatat dan merekam transaksi keuangan perusahaan. Pencatatan ini berdasar pada prinsip-prinsip akuntansi  yang telah mapan  secara luas dalam praktik pencatatan keuangan. Berikut ini adalah contoh tabel pencatatan akuntansi yang terjadi pada sebuah toko. 

Perbedaan Akuntansi Konvensional dan Akuntansi Syariah

Akuntansi konvensional seperti financial accounting telah menjadi praktik yang dominan dalam dunia bisnis, sementara akuntansi syariah muncul sebagai alternatif yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Keduanya tentu memiliki karakteristik yang berbeda. Berikut ini adalah penjelasan mengenai perbedaan dari kedua jenis akuntansi tersebut.

1. Landasan

Akuntansi ini berdasar pada prinsip akuntansi, seperti keberlanjutan, konsistensi, objektivitas, dan materialitas. Hal tersebut memberikan pedoman dalam pengukuran, pencatatan, pelaporan, hingga informasi keuangan. Selain itu, akuntansi ini mengacu pada standar akuntansi oleh organisasi seperti international financial reporting standards (IFRS) atau generally accepted accounting principles (GAAP). 

Sedangkan, akuntansi syariah berdasarkan pada prinsip-prinsip Islam yang meliputi larangan atas riba (bunga), maisir (spekulasi), dan haram (aktivitas yang dilarang dalam Islam). Prinsip-prinsip ini menekankan keadilan, keberlanjutan, hingga etika dalam pelaksanaan aktivitas ekonomi. Akuntansi syariah beroperasi dalam kerangka hukum syariah yang mencakup aturan dan prinsip-prinsip Islam yang relevan.

2. Tujuan

Akuntansi jenis ini berfokus pada pencapaian laba dan pertumbuhan bisnis. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan gambaran yang jelas tentang kinerja keuangan perusahaan dan mencerminkan kemampuan perusahaan. Hal ini berguna untuk memberikan keuntungan jangka panjang bagi bisnis. 

Sedangkan, akuntansi syariah mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi dari kegiatan bisnis. Tujuannya adalah untuk memastikan keberlanjutan ekonomi, mengurangi kesenjangan sosial, dan memperhatikan kesejahteraan masyarakat secara umum. Tujuan tersebut tentu juga memastikan bahwa praktik akuntansi sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

3. Nilai yang dianut

Akuntansi ini menekankan objektivitas dalam pengukuran dan pelaporan informasi keuangan. Nilai ini berarti bahwa informasi harus berdasarkan pada fakta dan bukti yang dapat teruji secara obyektif dan tidak terpengaruh oleh pandangan atau kepentingan subjektif. Selain itu, nilainya juga harus akurat dan bebas dari bias yang tidak sah.

Akuntansi syariah didasarkan pada prinsip keadilan dalam semua transaksi keuangan. Nilai ini mengharuskan adanya perlakuan yang adil dan seimbang bagi semua pihak yang terlibat dalam transaksi, termasuk pemilik modal, mitra bisnis, karyawan, dan akuntan. Hal ini juga harus sesuai dengan hukum-hukum islam yang berlaku.

4. Konsep modal

Dalam akuntansi konvensional, modal  sebagai kepemilikan perusahaan oleh pemiliknya. Modal pemilik mencakup investasi awal, tambahan modal, hingga laba yang diperoleh perusahaan dari kegiatan bisnis. Konsep modal ini menunjukkan bahwa pemilik memiliki klaim atas aset dan keuntungan perusahaan.

Sedangkan, dalam akuntansi syariah, konsep modal lebih luas daripada hanya kepemilikan pemilik. Modal dilihat sebagai kombinasi antara modal pemilik (modal sendiri) dan modal luar (modal asing). Modal asing dapat berupa pinjaman oleh perusahaan dari pihak ketiga atau pemilik modal yang tidak terlibat dalam operasional perusahaan. 

5. Hal yang dilarang

Dalam akuntansi konvensional, tidak ada hal-hal khusus yang secara kategoris dilarang. Namun, ada beberapa praktik atau situasi yang dapat  tidak etis atau tidak sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang umum. Beberapa contohnya adalah manipulasi Informasi dan insider trading

Sedangkan, dalam akuntansi syariah, praktik memberikan atau menerima bunga  tidak boleh berlaku. Hal ini  karena pendapatan atau beban bunga tidak tercatat dalam laporan keuangan perusahaan yang menerapkan prinsip-prinsip syariah. Selain itu, transaksi yang mengandung ketidakpastian berlebihan atau spekulasi juga tidak berlaku dalam akuntansi syariah. 

6. Cakupan laba

Dalam akuntansi biasa, laba bersih adalah ukuran utama untuk menggambarkan keuntungan oleh perusahaan dalam suatu periode. Laba bersih berasal dari pengurangan semua biaya dan beban, termasuk bunga, pajak, dan lainnya, dari pendapatan usaha perusahaan. Akuntansi ini lebih fokus pada kinerja keuangan perusahaan dan berorientasi pada mencapai laba.

Dalam akuntansi syariah, selain laba bersih biasa, perhitungan laba juga melibatkan komponen laba yang halal atau sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah. Laba yang halal mengacu pada keuntungan yang berasal dari aktivitas bisnis yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Dengan demikian, akuntansi syariah mempertimbangkan aspek etika dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah dalam perhitungan laba. 

Kesimpulan

Definisi akuntansi konvensional mencakup proses pengukuran, pencatatan, dan pelaporan informasi keuangan yang berkaitan dengan aktivitas bisnis suatu entitas. Prinsip-prinsip dasar akuntansi ini, seperti prinsip entitas ekonomi, pengakuan pendapatan dan biaya, serta prinsip konservatisme, memberikan pedoman dalam menyusun laporan keuangan yang relevan dan terpercaya. Oleh karena itu, konsep penghitungan ini memiliki pengaruh yang baik bagi bisnis untuk kedepannya.

Oleh karena itu, untuk dapat memudahkan pencatatan dalam akuntansi konvensional ini, software accounting dari Total ERP dapat menjadi salah satu rekomendasinya. Sebagai pengembang software bisnis terbaik, Total ERP memiliki fitur akuntansi yang dapat memudahkan segala bentuk pencatatan, mulai dari pencatatan laporan hingga pencatatan keuangan. Lakukan demo gratis untuk menerapkan pada bisnis Anda sekarang!

 

Picture of Marshana Vanina
Marshana Vanina

Artikel Terkait

Saatnya Beralih ke Solusi ERP yang Lebih Efisien

Saatnya Beralih ke Solusi ERP yang Lebih Efisien Coba GRATIS Sekarang

Artikel Terkait

Akselerasi Bisnis Anda Ke Level Berikutnya!

Telah Dipercaya Oleh

Sebentar! Apakah Anda Mau Coba Demo Gratisnya? Cukup isi Form Dibawah ini